Bukti bahwa π irasional

Dari testwiki
Revisi sejak 27 Desember 2024 10.42 oleh imported>The Winter Lettuce (Lahirnya halaman "Bukti bahwa π irasional")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Templat:Short description

Templat:Sidebar with collapsible lists

Pada tahun 1760, Johann Heinrich Lambert adalah orang pertama yang membuktikan bahwa bilangan π tidak rasional, yang berarti π tidak dapat dinyatakan sebagai rasio dari dua bilangan bulat. Pada abad ke-19, Charles Hermite menemukan bukti yang tidak membutuhkan pemahaman melampaui kalkulus dasar. Tiga penyederhanaan dari bukti Hermite diberikan oleh Mary Cartwright, Ivan M. Niven, dan Nicolas Bourbaki. Bukti lain, yang merupakan penyederhanaan dari bukti Lambert, diberikan oleh Miklós Laczkovich. Banyak dari bukti-bukti ini merupakan pembuktian melalui kontradiksi.

Pada tahun 1882, Ferdinand von Lindemann membuktikan bahwa π tidak hanya irasional, namun juga transenden.[1]

Bukti Lambert

Hasil pemindaian rumus pada halaman 288 dari "Mémoires sur quelques propriétés remarquables des quantités transcendantes, circulaires et logarithmiques" karya Lambert, Mémoires de l'Académie royale des sciences de Berlin (1768), 265–322

Pada 1761, Johann Heinrich Lambert membuktikan bahwa π merupakan bilangan irasional dengan menunjukkan bahwa berlakunya penjabaran pecahan berlanjut berikut: tan(x)=x1x23x25x27 kemudian Lambert membuktikan bahwa jika x merupakan bilangan rasional selain nol, maka ekspresi di atas haruslah irasional. Oleh karena tan(π4)=1, maka π4 merupakan bilangan irasional, sehingga π juga irasional.[2]

Bukti Niven

Pembuktian ini menggunakan karakterisasi dari π sebagai pembuat nol dari fungsi sinus.[3]

Andaikan π merupakan bilangan rasional, atau dengan kata lain, π=ab, untuk suatu bilangan bulat a dan b, yang kedua-duanya dapat diasumsikan tanpa mengurangi keumuman sebagai bilangan positif. Diberikan suatu bilangan asli n, maka untuk setiap bilangan riil x, didefinisikan f(x):=xn(abx)nn!F(x):=f(x)d2fdx2(x)+d4fdx4(x)d6fdx6(x)++(1)nd2nfdx2n(x)

Klaim 1

Pertama, akan dibuktikan bahwa 0πf(x)sin(x)dx=F(0)+F(π) Perhatikan bahwa d2n+2fdx2n+2(x)=0. Akibatnya, berlaku F(x)+d2Fdx2(x)=f(x) Templat:Collapse top Berdasarkan definisi dari fungsi F(x), maka F(x)=f(x)d2fdx2(x)+d4fdx4(x)d6fdx6(x)++(1)nd2nfdx2n(x)=f(x)d2fdx2(x)+d4fdx4(x)d6fdx6(x)++(1)nd2nfdx2n(x)+(1)n+10=f(x)d2fdx2(x)+d4fdx4(x)d6fdx6(x)++(1)nd2nfdx2n(x)+(1)n+1d2n+2fdx2n+2(x)=f(x)d2dx2(f(x)+d2fdx2(x)d4fdx4(x)++(1)n1d2n2fdx2n2(x)+(1)nd2nfdx2n(x))=f(x)d2Fdx2(x)F(x)+d2Fdx2(x)=f(x) Templat:Collapse bottom Oleh karena turunan dari fungsi sin(x) ialah cos(x) dan turunan dari cos(x) adalah sin(x), maka dengan menggunakan aturan perkalian turunan, didapatkan f(x)sin(x)=ddx(sin(x)F(x)cos(x)F(x)) Templat:Collapse top Berdasarkan hubungan yang telah diperoleh sebelumnya, maka f(x)=d2Fdx2(x)+F(x)f(x)sin(x)=d2Fdx2(x)sin(x)+F(x)sin(x)=d2Fdx2(x)sin(x)+dFdx(x)cos(x)dFdx(x)cos(x)F(x)(sin(x))=d2Fdx2(x)sin(x)+dFdx(x)cos(x)(dFdx(x)cos(x)+F(x)(sin(x)))=ddx(dFdx(x)sin(x))ddx(F(x)cos(x))=ddx(sin(x)F(x)cos(x)F(x)) Templat:Collapse bottom sehingga berdasarkan teorema dasar kalkulus, diperoleh 0πf(x)sin(x)dx=F(π)+F(0) Templat:Collapse top Dengan menggunakan informasi

  1. limx0sin(x)=0
  2. limxπsin(x)=0
  3. limx0cos(x)=1
  4. limxπcos(x)=1

maka didapatkan 0πf(x)sin(x)dx=(sin(x)F(x)cos(x)F(x))|0π=(sin(π)F(π)cos(π)F(π))(sin(0)F(0)cos(0)F(0))=0F(π)(1)F(π)(0F(0)1F(0))=F(π)+F(0) Templat:Collapse bottom

Klaim 2

Kedua, akan dibuktikan bahwa F(0) merupakan bilangan bulat. Dengan menjabarkan f(x) menggunakan teorema binomial, maka f(x)=k=02nckn!xk dengan ck merupakan suatu bilangan bulat dan ck=0 jika k<n. Templat:Collapse top Berdasarkan definisi dari fungsi f(x), maka f(x):=xn(abx)nn!=xnn!((n0)a0(bx)n+(n1)a1(bx)n1+(n2)a2(bx)n2++(nn)an(bx)0)=xnn!((b)nxn+na(b)n1xn1+n(n1)2a2(b)n2xn2++an)=(b)nn!x2n+na(b)n1n!x2n1+12n(n1)a2(b)n2n!x2n2++ann!xnf(x)=k=02nckn!xk Templat:Collapse bottom Akibatnya, diperoleh dkfdxk(0)={0k<nk!n!cknk2n Pada kedua kasus di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dkfdxk(0) merupakan bilangan bulat, untuk setiap k. Berdasarkan definisi dari fungsi F, maka terbukti bahwa F(0) merupakan bilangan bulat.

Klaim 3

Ketiga, akan dibuktikan bahwa F(π) merupakan bilangan bulat. Berdasarkan definisi dari f(x), maka berlaku f(πx)=f(x) Templat:Collapse top Berdasarkan definisi dari fungsi f(x), maka f(πx)=f(abx)=(abx)n(ab(abx))nn!=(abx)n(aa+bx)nn!=(abx)n(bx)nn!=(abx)nbnxnn!=(abx)nxnn!=f(x) Templat:Collapse bottom Berdasarkan hubungan di atas, maka dengan menggunakan aturan rantai dan induksi matematika, diperoleh (1)kdkfdxk(πx)=dkfdxk(x) untuk setiap k. Dengan memilih x=0, maka didapatkan (1)kdkfdxk(π)=dkfdxk(0).

Telah dibuktikan sebelumnya bahwa untuk setiap k, maka dkfdxk(0) merupakan bilangan bulat, sehingga dkfdxk(π) juga merupakan bilangan bulat. Berdasarkan definisi dari fungsi F, maka terbukti bahwa F(π) merupakan bilangan bulat.

Klaim 4

Perhatikan bahwa untuk 0<x<π, maka berlaku

  1. 0<abx<a (sebab diasumsikan bahwa π=ab serta b>0)
  2. sin(x)>0
  3. f(x)>0

sehingga berdasarkan klaim 1, klaim 2, dan klaim 3, maka F(π)+F(0) merupakan bilangan bulat positif.

Klaim 5

Oleh karena

  1. 0<x(abx)<aπ
  2. sin(x)1

maka berdasarkan definisi dari fungsi f(x), didapatkan F(π)+F(0)=0πf(x)sin(x)dx=0πxn(abx)nn!sin(x)dx0π(aπ)nn!1dx=(aπ)nn!π yang bernilai kurang dari 1 apabila n cukup besar. Akan tetapi, hal ini bersifat kontradiktif dengan klaim 4, sebab tidak ada bilangan bulat antara 0 dan 1. Akibatnya, asumsi di awal (bahwasanya π merupakan bilangan rasional) tidaklah benar, sehingga terbukti bahwa π merupakan bilangan irasional.

Lihat juga

Templat:Portal

Referensi

Templat:Reflist