Garis waktu kimia

Dari testwiki
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Sebuah gambar dari Sistem Filosofi Kimia Baru (A New System of Chemical Philosophy) John Dalton, penjelasan modern pertama tentang teori atom.

Lini masa kimia memuat daftar karya, penemuan, gagasan, penciptaan, dan eksperimen penting yang secara signifikan mengubah pemahaman manusia tentang sains modern yang dikenal sebagai kimia, yang didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang komposisi materi dan interaksinya. Sejarah kimia dalam bentuk modernnya bisa dikatakan dimulai dari ilmuwan Irlandia Robert Boyle, meskipun akarnya dapat ditelusuri kembali ke catatan sejarah paling awal.

Gagasan awal yang kemudian tergabung dalam ilmu kimia modern berasal dari dua sumber utama. Filsuf alam (seperti Aristoteles dan Demokritos) menggunakan penalaran deduktif dalam upaya untuk menjelaskan perilaku dunia di sekitar mereka. Alkimiawan (seperti Jabir dan ar-Razi) adalah orang-orang yang menggunakan teknik eksperimental dalam upaya memperpanjang umur atau melakukan konversi materi, seperti mengubah logam dasar menjadi emas.

Pada abad ke-17, sintesis gagasan kedua disiplin ini, yaitu deduktif dan eksperimental, mengarah pada pengembangan proses berpikir yang dikenal sebagai metode ilmiah. Dengan diperkenalkannya metode ilmiah, lahirlah ilmu kimia modern.

Dikenal sebagai "Templat:Ill", studi kimia sangat dipengaruhi oleh, dan memberi pengaruh kuat pada, banyak bidang ilmiah dan teknologi lainnya. Banyak peristiwa yang dianggap penting bagi pemahaman modern kita tentang kimia juga dianggap sebagai penemuan kunci di bidang, antara lain, fisika, biologi, astronomi, geologi, dan ilmu bahan.[1]

Pra abad ke-17

Aristoteles (384–322 SM)
Alembik, kurkubit dan retot, alat alkimia Zosimus c. 300, dari Marcellin Berthelot, Collection des anciens alchimistes grecs (3 vol., Paris, 1887–88)
Jabir bin Hayyan (wafat tahun 815) dianggap oleh beberapa orang sebagai "bapak ilmu kimia".

Sebelum menerima metode ilmiah dan penerapannya pada bidang kimia, agak kontroversial untuk mempertimbangkan banyak orang yang tercantum di bawah ini sebagai "kimiawan" dalam pengertian modern. Namun, gagasan pemikir besar tertentu, baik untuk nurani mereka, atau untuk penerimaan luas dan jangka panjangnya, tercantum di sini.

c. 3000 SM
Bangsa Mesir merumuskan teori Templat:Ill, atau "gaya primordial", asal semuanya terbentuk. Inilah unsur khaos, berjumlah delapan, yang ada sebelum penciptaan matahari.[2]
c. 1200 SM
Tapputi-Belatikallim, pembuat parfum dan kimiawan awal, disebutkan dalam kuneiform di Mesopotamia.[3]
c. 450 SM
Empedokles menegaskan bahwa segala sesuatu terdiri dari empat unsur utama: tanah, udara, api, dan air, di mana dua gaya aktif dan bertentangan, cinta dan kebencian, atau afinitas dan antipati, bertindak berdasarkan unsur-unsur ini, menggabungkan dan memisahkannya menjadi bentuk yang bervariasi.[4]
c. 440 SM
Leukippos dan Demokritos mengemukakan gagasan atom, sebuah partikel yang tak terbantahkan bahwa semua materi terbuat darinya. Gagasan ini sebagian besar ditolak oleh para filsuf alam yang mendukung pandangan Aristoteles (lihat di bawah).[5][6]
c. 360 SM
Plato mengaitkan istilah 'unsur' (stoicheia) dan dalam dialognya Timaios, yang mencakup diskusi tentang komposisi badan anorganik dan organik dan merupakan risalah dasar kimia, mengasumsikan bahwa partikel kecil dari setiap unsur memiliki bentuk geometris khusus: tetrahedron (api), oktahedron (udara), ikosahedron (air), dan kubus (tanah).[7]
c. 350 SM
Aristoteles, mengembangkan teori Empedocles, mengusulkan gagasan tentang zat sebagai kombinasi materi dan bentuk. Menjelaskan teori Lima Unsur, api, air, tanah, udara, dan ether. Teori ini sebagian besar diterima di seluruh dunia barat selama lebih dari 1000 tahun.[8]
c. 50 SM
Lucretius menerbitkan De Rerum Natura, sebuah deskripsi puitis tentang gagasan atomisme.[9]
c. 300
Zosimos dari Panopolis menulis beberapa buku tertua tentang alkimia, yang dia definisikan sebagai studi tentang komposisi air, gerak, pertumbuhan, penjelmaan dan pengawajelmaan, menarik roh dari tubuh dan mengikat roh di dalam tubuh.[10]
c. 770
Abu Musa Jabir bin Hayyan (alias Geber), seorang alkimiawan Arab/Persia yang "dianggap oleh banyak orang sebagai bapak ilmu kimia",[11][12][13] mengembangkan metode eksperimental awal untuk kimia, dan mengisolasi banyak asam, termasuk asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, asam tartarat, dan air raja.[14]
c. 1000
Abu Raihan Al-Biruni[15] dan Ibnu Sina,[16] keduanya kimiawan Persia, membantah praktik alkimia dan teori transmutasi logam.
c. 1167
Magister Salernus dari Schola Medica Salernitana membuat referensi pertama tentang penyulingan anggur.[17]
c. 1220
Robert Grosseteste menerbitkan beberapa komentar Aristoteles di mana dia meletakkan kerangka awal metode ilmiah.[18]
c 1250
Taddeo Alderotti mengembangkan distilasi fraksional, yang jauh lebih efektif daripada pendahulunya.[19]
c 1260
St Albertus Agung menemukan arsen[20] dan perak nitrat.[21] Dia juga membuat salah satu referensi pertama untuk asam sulfat.[22]
c. 1267
Roger Bacon menerbitkan Opus Maius, yang antara lain mengusulkan bentuk awal metode ilmiah, dan berisi hasil eksperimennya dengan bubuk mesiu.[23]
c. 1310
Templat:Ill, seorang alkimiawan anonim Spanyol yang menulis dengan nama Geber, menerbitkan beberapa buku yang menetapkan teori lama bahwa semua logam terdiri dari berbagai proporsi belerang dan raksa.[24] Dia adalah salah satu yang pertama menjelaskan asam nitrat, air raja, dan aqua fortis.[25]
c. 1530
Paracelsus mengembangkan studi tentang iatrokimia (iatrochemistry), sebuah subdisiplin alkimia yang didedikasikan untuk memperpanjang umur, sehingga menjadi akar industri farmasi modern. Ia juga mengklaim bahwa dia adalah orang pertama yang menggunakan kata "chemistry".[10]
1597
Andreas Libavius mempublikasikan Alchemia, sebuah prototipe buku teks kimia.[26]

Abad ke-17 dan ke-18

1605
  • Sir Francis Bacon menerbitkan The Proficience and Advancement of Learning, yang berisi deskripsi tentang apa yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah.[27]
  • Michal Sedziwój menerbitkan risalah alkimia A New Light of Alchemy yang mengusulkan adanya "makanan kehidupan" di dalam udara, yang kemudian dikenal sebagai oksigen.[28]
1615
Jean Beguin menerbitkan Tyrocinium Chymicum, sebuah buku teks kimia awal, dan di dalamnya terdapat persamaan kimia untuk pertama kalinya.[29]
1637
René Descartes menerbitkan Discours de la méthode, yang berisi garis besar metode ilmiah.[30]
1648
Publikasi anumerta buku Ortus medicina oleh Jan Baptist van Helmont, yang dikutip oleh beberapa orang sebagai karya transisi besar antara alkimia dan kimia, dan memberi pengaruh penting pada Robert Boyle. Buku ini berisi hasil berbagai eksperimen dan menetapkan versi awal hukum kekekalan massa.[31]
Halaman judul The Sceptical Chymist oleh Robert Boyle (1627–91)
1661
Robert Boyle menerbitkan The Sceptical Chymist, sebuah risalah tentang perbedaan antara kimia dan alkimia. Ini berisi beberapa gagasan modern awal tentang atom, molekul, dan reaksi kimia, dan menandai dimulainya sejarah kimia modern.[32]
1662
Robert Boyle mengusulkan hukum Boyle, deskripsi eksperimen tentang perilaku gas, khususnya hubungan antara tekanan dan volume.[32]
1735
Kimiawan Swedia Georg Brandt menganalisis pigmen biru tua yang ditemukan di bijih tembaga. Brandt menunjukkan bahwa pigmen tersebut mengandung unsur baru, yang kemudian diberi nama kobalt.[33][34]
1754
Joseph Black mengisolasi karbon dioksida, yang ia sebut "udara tetap".[35]
Laboratorium kimia khas abad ke-18
1757
Louis Claude Cadet de Gassicourt, saat menyelidiki senyawa arsen, menciptakan cairan berasap Kadet, yang kemudian ditemukan sebagai kakodil oksida, yang dianggap sebagai senyawa organologam sintetis pertama.[36]
1758
Joseph Black merumuskan konsep kalor laten untuk menjelaskan termokimia of perubahan fase.[37]
1766
Henry Cavendish menemukan hidrogen sebagai gas yang tak berwarna, tak berbau gas yang dapat terbakar dan dapat membentuk sebuah campuran eksplosif dengan udara.[38]
1773–1774
Carl Wilhelm Scheele dan Joseph Priestley seara terpisah mengisolasi oksigen, Priestley menyebutnya "udara terdeflogitikasi", ("dephlogisticated air") dan Scheele menyebutnya "udara api" ("fire air").[39][40]
Antoine-Laurent de Lavoisier (1743–94) dianggap sebagai "Bapak Kimia Modern ".
1778
Antoine Lavoisier, yang dianggap sebagai "bapak kimia modern",[41] mengenali dan memberi nama oksigen, dan menyadari pentingnya dan perannya dalam pembakaran.[42]
1787
  • Antoine Lavoisier mempublikasikan Méthode de nomenclature chimique, sistem tata nama kimia modern pertama.[42]
  • Jacques Charles mengusulkan hukum Charles, melengkapi hukum Boyle, yang menjelaskan hubungan antara suhu dan volume gas.[43]
1789
Antoine Lavoisier menerbitkan Traité Élémentaire de Chimie, buku teks kimia modern pertama. Ini adalah survei lengkap tentang kimia modern, termasuk definisi ringkas pertama tentang hukum kekekalan massa, dan juga mewakili pendirian disiplin ilmu stoikiometri atau analisis kimia kuantitatif.[42][44]
1797
Joseph Proust mengusulkan hukum perbandingan tetap, yang menyatakan bahwa unsur-unsur selalu bergabung dalam rasio bilangan bulat kecil untuk membentuk senyawa.[45]
1800
Alessandro Volta merancang baterai kimia pertama, sehingga menemukan disiplin ilmu elektrokimia.[46]

Abad ke-19

John Dalton (1766–1844)
1801
John Dalton mengusulkan hukum Dalton, yang menjelaskan hubungan antara komponen dalam campuran gas dan tekanan relatif yang masing-masing berkontribusi pada campuran keseluruhan.[47]
1805
Joseph Louis Gay-Lussac menemukan bahwa air tersusun atas dua bagian hidrogen dan satu bagian oksigen berdasarkan volume.[48]
1808
  • Joseph Louis Gay-Lussac mengumpulkan dan menemukan beberapa sifat kimia dan fisika udara dan gas lainnya, termasuk bukti eksperimental tentang hukum Boyle dan Charles, dan hubungan antara densitas dan komposisi gas.[49]
  • John Dalton menerbitkan New System of Chemical Philosophy, yang berisi deskripsi ilmiah modern tentang teori atom, dan deskripsi yang jelas tentang hukum perbandingan berganda.[47]
  • Jöns Jakob Berzelius mempublikasikan Lärbok i Kemien yang di dalamnya ia mengusulkan notasi dan simbol kimia, serta konsep massa atom relatif.[50]
1811
Amedeo Avogadro mengusulkan hukum Avogadro, yang menyatakan bahwa untuk volume gas yang sama, di bawah suhu dan tekanan konstan, memiliki jumlah molekul yang sama.[51]
Rumus struktur urea
1825
Friedrich Wöhler dan Justus von Liebig melakukan penemuan terkonfirmasi dan penjelasan pertama tentang isomer, yang sebelumnya telah diberi nama tersebut oleh Berzelius. Bekerja dengan asam sianat dan asam fulminat, mereka menyimpulkan dengan tepat bahwa isomerisme disebabkan oleh penataan yang berbeda dari atom-atom di dalam sturktur molekul.[52]
1827
William Prout mengklasifikasikan biomolekul ke dalam pengelompokan modern sebagai: karbohidrat, protein dan lipida.[53]
1828
Friedrich Wöhler mensintesis urea, sehingga memantapkan bahwa senyawa organik dapat dibuat dari bahan mentah anoragnik, menyanggah teori vitalisme.[52]
1832
Friedrich Wöhler dan Justus von Liebig menemukan dan menjelaskan gugus fungsional dan radikal dalam hubungannya dengan kimia organik.[52]
1840
Germain Hess mengusulkan hukum Hess, sebuah pernyataan awal tentang hukum kekekalan energi, yang menetapkan bahwa perubahan energi dalam proses kimia hanya bergantung pada keadaan bahan awal dan produk dan bukan pada jalur spesifik yang diambil antara kedua keadaan tersebut.[54]
1847
Hermann Kolbe memperoleh asam asetat dari sumber yang sepenuhnya anorganik, sanggahan lebih lanjut terhadap vitalisme.[55]
1848
Lord Kelvin menetapkan konsep nol mutlak, suhu di mana seluruh gerak molekul terhenti.[56]
1849
Louis Pasteur menemukan bahwa bentuk rasemat dari asam tartarat adalah suatu campuran dari bentuk levorotatori dan dekstrotatori, dengan demikian mengklarifikasi sifat rotasi optik dan memajukan bidang stereokimia.[57]
1852
August Beer mengusulkan hukum Beer, yang menjelaskan hubungan antara komposisi campuran dan jumlah cahaya yang akan diserapnya. Berdasarkan sebagian dari karya sebelumnya oleh Pierre Bouguer dan Johann Heinrich Lambert, ia menetapkan teknik analisis yang dikenal sebagai spektrofotometri.[58]
1855
Benjamin Silliman, Jr. merintis metode perengkahan minyak bumi, yang memungkinkan terjadinya industri petrokimia modern.[59]
1856
William Henry Perkin mensintesis mauveina, pewarna sintetis pertama. Dibuat sebagai produk sampingan yang tidak disengaja untuk menciptakan kuinina dari tar batubara. Penemuan ini merupakan dasar industri sintesis zat warna, salah satu industri kimia yang berhasil paling awal.[60]
1857
Friedrich August Kekulé von Stradonitz mengusulkan bahwa karbon adalah tetravalen, atau membentuk tepat empat ikatan kimia.[61]
1859–1860
Gustav Kirchhoff dan Robert Bunsen meletakkan landasan spektroskopi sebagai alat analisis kimias, yang mengarahkan mereka pada penemuan sesium dan rubidium. Peneliti lain segera menggunakan teknik yang sama untuk menemukan indium, talium, dan helium.[62]
1860
Stanislao Cannizzaro, membangkitkan gagasan Avogadro mengenai molekul diatomik, menyusun sebuah tabel berdasarkan berat atom dan menyajikannya pada Kongres Karlsruhe tahun 1860, yang mengakhiri konflik puluhan tahun antara berat atom dan rumus molekul, dan mengarahkan Mendeleev menemukan hukum periodik.[63]
1862
1864
1865
  • Johann Josef Loschmidt menentukan jumlah molekul yang tepat dalam satu mol, yang kemudian dinamakan bilangan Avogadro.[70]
  • Friedrich August Kekulé von Stradonitz, yang sebagian berdasarkan pada karya Loschmidt dan lainnya, membentuk struktur benzena sebagai enam cincin karbon dengan ikatan berselang-seling tunggal dan ganda.[61]
  • Adolf von Baeyer mulai mengerjakan pewarna indigo, sebuah tonggak sejarah dalam industri kimia organik modern yang merevolusi industri zat warna.[71]
Tabel periodik Mendeleev 1869
1869
Dmitri Mendeleev menerbitkan tabel periodik modern pertama, dengan 66 unsur yang diketahui saat itu dan diatur menurut berat atom. Kekuatan tabelnya adalah kemampuannya untuk secara akurat memprediksi sifat unsur yang belum diketahui.[65][66]
1873
Jacobus Henricus van 't Hoff dan Joseph Achille Le Bel, yang bekerja secara terpisah, mengembangkan model ikatan kimia yang menjelaskan eksperimen kiralitas Pasteur dan menyajikan penyebab fisik aktivitas optik pada senyawa khiral.[72]
1876
Josiah Willard Gibbs menerbitkan On the Equilibrium of Heterogeneous Substances, kompilasi karyanya tentang termodinamika dan kimia fisik yang menjelaskan konsep energi bebas untuk menjelaskan dasar fisika kesetimbangan kimia.[73]
1877
Ludwig Boltzmann menetapkan derivasi statistik dari banyak konsep penting fisika dan kimia, termasuk entropi, dan distribusi kecepatan molekul dalam fase gas.[74]
1883
Svante Arrhenius mengembangkan teori ion untuk menjelaskan konduktivitas elektrolit.[75]
1884
1885
Eugene Goldstein menyebutkan sinar katode, yang kemudian ditemukan terdiri dari elektron, dan sinar kanal, kemudian ditemukan sebagai ion hidrogen positif yang telah dilucuti dari elektron mereka dalam tabung sinar katode. Ini kemudian diberi nama proton.[79]
1893
Alfred Werner menemukan struktur oktahedral kompleks kobalt, sehingga membentuk bidang ilmu kimia koordinasi.[80]
1894–1898
William Ramsay menemukan gas mulia, yang mengisi celah besar dan tak terduga pada tabel periodik dan menghasilkan model ikatan kimia.[81]
1897
J. J. Thomson menemukan elektron menggunakan tabung sinar katode.[82]
1898
c. 1900
Ernest Rutherford menemukan sumber radioaktivitas sebagai peluruhan atom; istilah baru untuk berbagai jenis radiasi.[85]

Abad ke-20

1903
Mikhail Semyonovich Tsvet menemukan kromatografi, suatu teknik analisis penting.[86]
1904
Hantaro Nagaoka mengusulkan model nuklir atom awal, di mana elektron mengorbit inti atom masif.[87]
1905
1907
Leo Hendrik Baekeland menciptakan bakelite, salah satu plastik komersial pertama yang sukses.[90]
Robert A. Millikan melakukan percobaan tetes minyak.
1909
1911
1912
Model atom Bohr.
1913
  • Niels Bohr memperkenalkan konsep mekanika kuantum pada struktur atom dengan mengusulkan apa yang sekarang dikenal sebagai model atom Bohr, di mana elektron hanya ada dalam orbital yang didefinisikan secara ketat.[97]
  • Henry Moseley, yang bekerja dari gagasan Van den Broek sebelumnya, memperkenalkan konsep nomor atom untuk memperbaiki kekurangan tabel periodik Mendeleev, yang didasarkan pada berat atom.[98]
  • Frederick Soddy mengusulkan konsep isotop, unsur yang memiliki sifat kimia yang sama mungkin memiliki bobot atom yang berbeda.[99]
  • J. J. Thomson yang mengembangkan karya Wien, menunjukkan bahwa partikel subatomik bermuatan dapat dipisahkan berdasarkan rasio massa terhadap muatan mereka, sebuah teknik yang dikenal sebagai spektrometri massa.[100]
1916
Gilbert N. Lewis mempublikasikan "Atom dan Molekul" ("The Atom and the Molecule"), dasar teori ikatan valensi.[101]
1921
Otto Stern dan Walther Gerlach menetapkan konsep spin mekanis kuantum dalam partikel subatomik.[102]
1923
  • Gilbert N. Lewis dan Merle Randall mempublikasikan "Termodinamika dan Energi Bebas Zat Kimia" ("Thermodynamics and the Free Energy of Chemical Substances"), risalah modern pertama tentang termodinamika kimia.[103]
  • Gilbert N. Lewis mengembangkan teori pasangan elektron dari reaksi asam/basa.[101]
1924
Louis de Broglie memperkenalkan model gelombang struktur atom, berdasarkan gagasan dualitas gelombang-partikel.[104]
1925
Wolfgang Pauli mengembangkan prinsip pengecualian, yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron yang mengelilingi satu inti dengan keadaan kuantum yang sama, seperti yang dijelaskan oleh empat bilangan kuantum.[105]

Templat:Infobox

1926
Erwin Schrödinger mengusulkan persamaan Schrödinger, yang memberikan dasar matematika untuk model gelombang struktur atom.[106]
1927
1929
Linus Pauling menerbitkan aturan Pauling, yang merupakan prinsip kunci dalam penggunaan kristalografi sinar-X untuk menentukan struktur molekul.[110]
1931
Model umum dua bentuk nilon
1932
James Chadwick menemukan neutron.[113]
1932–1934
Linus Pauling dan Robert Mulliken mengukur elektronegativitas, merancang skala yang sekarang memakai nama mereka.[114]
1935
Wallace Carothers memimpin sebuah tim ahli kimia di DuPont yang menciptakan nilon, salah satu polimer sintetis yang paling sukses secara komersial dalam sejarah.[115]
1937
1938
Otto Hahn menemukan proses fisi nuklir dalam uranium dan torium.[119]
1939
Linus Pauling mempublikasikan The Nature of the Chemical Bond, sebuah kompilasi dari beberapa dekade meneliti ikatan kimia. Ini adalah salah satu naskah kimia modern yang paling penting. Naskah ini menjelaskan teori hibridisasi, ikatan kovalen dan ikatan ionik seperti yang dijelaskan melalui elektronegativitas, dan resonansi sebagai sarana untuk menjelaskan, antara lain, struktur benzena.[110]
1940
Edwin McMillan dan Philip H. Abelson mengidentifikasi neptunium, unsur transuranium yang paling ringan dan pertama disintesis, ditemukan pada produk fisi uranium. McMillan mendirikan sebuah laboratorium di Berkeley yang akan terlibat dalam penemuan banyak unsur dan isotop baru.[120]
1941
Glenn T. Seaborg mengambil alih pekerjaan McMillan yang menciptakan inti atom baru. Perintis metode penangkapan neutron dan kemudian melalui reaksi nuklir lainnya. Kelak ia menjadi penemu utama atau penemu pendamping dari sembilan unsur kimia baru, dan puluhan isotop baru dari unsur yang ada.[120]
1945
Jacob A. Marinsky, Lawrence E. Glendenin, dan Charles D. Coryell melakukan sintesis pertama Promethium yang dikonfirmasi, mengisi "celah" terakhir dalam tabel periodik.[121]
1945–1946
Felix Bloch dan Edward Mills Purcell mengembangkan proses resonansi magnet inti, teknik analisis penting dalam mengelusidasi struktur molekul, terutama dalam kimia organik.[122]
1951
Linus Pauling menggunakan kristalografi sinar-X untuk menyimpulkan struktur sekunder protein.[110]
1952
1953
James D. Watson and Francis Crick mengusulkan struktur DNA, membuka pintu menuju bidang biologi molekular.[125]
1957
Jens Skou menemukan [[Na+/K+-ATPase|NaTemplat:Sup/KTemplat:Sup-ATPase]], enzim pengangkut ion pertama.[126]
1958
Max Perutz dan John Kendrew menggunakan kristalografi sinar-X untuk mengelusidasi struktur protein, khususnya myoglobin paus kepala kotak.[127]
1962
Neil Bartlett mensintesis xenon heksafluoroplatinat, menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa gas mulia dapat membentuk senyawa kimia.[128]
1962
George Olah mengamati karbokation melalui reaksi superasam.[129][130][131]
1964
Richard R. Ernst melakukan eksperimen yang kelak mengarah pada pengembangan teknik NMR transformasi Fourier. Ini sangat meningkatkan sensitivitas teknik, dan membuka pintu untuk magnetic resonance imaging atau MRI.[132]
1965
Robert Burns Woodward dan Roald Hoffmann mengusulkan aturan Woodward–Hoffmann, yang menggunakan simetri orbital molekul untuk menjelaskan stereokimia reaksi kimia.[124]
1966
Hitoshi Nozaki and Ryōji Noyori menemukan contoh pertama katalisis asimetris (hidrogenasi) menggunakan kompleks khiral logam transisi yang didefinisikan dengan baik.[133][134]
1970
John Pople mengembangkan program Gaussian yang sangat mempermudah kalkulasi kimia komputasi.[135]
1971
Yves Chauvin menawarkan penjelasan tentang mekanisme reaksi metatesis olefin.[136]
1975
Karl Barry Sharpless dan timnya menemukan reaksi oksidasi stereoselektif termasuk epoksidasi Sharpless,[137][138] dihidroksilasi asimetris Sharpless,[139][140][141] dan oksiaminasi Sharpless.[142][143][144]
Bukminsterfulerena, C60
1985
Harold Kroto, Robert Curl dan Richard Smalley menemukan fulerena, sebuah kelas molekul karbon besar yang menyerupai kubah geodesi yang dirancang oleh arsitek R. Buckminster Fuller.[145]
1991
Sumio Iijima menggunakan mikroskop elektron untuk menemukan jenis fulerena silinder yang dikenal sebagai tabung nano karbon, meski karya sebelumnya telah dilakukan di bidang ini pada awal tahun 1951. Bahan ini merupakan komponen penting dalam bidang nanoteknologi.[146]
1994
Sintesis total pertama Taxol oleh Robert A. Holton dan timnya.[147][148][149]
1995
Eric Cornell dan Carl Wieman menghasilkan kondensat Bose–Einstein pertama, zat yang menampilkan sifat mekanika kuantum pada skala makroskopik.[150]

Lihat juga

Referensi

Templat:Reflist

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar

  1. Templat:Cite web
  2. Templat:Cite journal
  3. Templat:Cite web
  4. Templat:Cite web
  5. Templat:Cite web
  6. Templat:Cite web
  7. Templat:Cite web
  8. Templat:Cite web
  9. Templat:Cite web
  10. 10,0 10,1 Templat:Cite book
  11. Templat:Citation
  12. John Warren (2005). "War and the Cultural Heritage of Iraq: a sadly mismanaged affair", Third World Quarterly, Volume 26, Issue 4 & 5, p. 815-830.
  13. Templat:Cite web
  14. Templat:Cite web
  15. Templat:Cite journal
  16. Robert Briffault (1938). The Making of Humanity, p. 196-197.
  17. Templat:Cite book
  18. Templat:Cite CE1913
  19. Templat:Cite book
  20. Templat:Cite book
  21. Templat:Cite web
  22. Vladimir Karpenko, John A. Norris(2001), Vitriol in the history of Chemistry Templat:Webarchive, Charles University
  23. Templat:Cite web
  24. Templat:Cite web
  25. Encyclopædia Britannica 1911, Alchemy Templat:Webarchive
  26. Templat:Cite web
  27. Templat:Cite web
  28. Templat:Cite web
  29. Templat:Cite journal
  30. Templat:Cite CE1913
  31. Templat:Cite web
  32. 32,0 32,1 Templat:Cite web
  33. Georg Brandt first showed cobalt to be a new metal in: G. Brandt (1735) "Dissertatio de semimetallis" (Dissertation on semi-metals), Acta Literaria et Scientiarum Sveciae (Journal of Swedish literature and sciences), vol. 4, pages 1–10.
    See also: (1) G. Brandt (1746) "Rön och anmärkningar angäende en synnerlig färg — cobolt" (Observations and remarks concerning an extraordinary pigment — cobalt), Kongliga Svenska vetenskapsakademiens handlingar (Transactions of the Royal Swedish Academy of Science), vol.7, pages 119–130; (2) G. Brandt (1748) "Cobalti nova species examinata et descripta" (Cobalt, a new element examined and described), Acta Regiae Societatis Scientiarum Upsaliensis (Journal of the Royal Scientific Society of Uppsala), 1st series, vol. 3, pages 33–41; (3) James L. Marshall and Virginia R. Marshall (Spring 2003) "Rediscovery of the Elements: Riddarhyttan, Sweden," Templat:Webarchive The Hexagon (official journal of the Alpha Chi Sigma fraternity of chemists), vol. 94, no. 1, pages 3–8.
  34. Templat:Cite journal
  35. Templat:Cite web
  36. Templat:Cite journal
  37. Templat:Cite book
  38. Templat:Cite journal
  39. Templat:Cite web
  40. Templat:Cite web
  41. "Lavoisier, Antoine." Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online. 24 July 2007 <http://www.britannica.com/eb/article-9369846 Templat:Webarchive>.
  42. 42,0 42,1 42,2 Templat:Cite web
  43. Templat:Cite web
  44. Templat:Cite book
  45. Templat:Cite web
  46. Templat:Cite web
  47. 47,0 47,1 Templat:Cite web
  48. Templat:Cite web
  49. Templat:Cite web
  50. Templat:Cite web
  51. Templat:Cite web
  52. 52,0 52,1 52,2 Templat:Cite web
  53. Templat:Cite web
  54. Templat:Cite web
  55. Templat:Cite web
  56. Templat:Cite web
  57. Templat:Cite web
  58. Templat:Cite web
  59. Templat:Cite web
  60. Templat:Cite web
  61. 61,0 61,1 Templat:Cite web
  62. Templat:Cite web
  63. Eric R. Scerri, The Periodic Table: Its Story and Its Significance, Oxford University Press, 2006.
  64. Templat:Cite web
  65. 65,0 65,1 65,2 Templat:Cite web
  66. 66,0 66,1 Templat:Cite web
  67. C.M. Guldberg and P. Waage,"Studies Concerning Affinity" C. M. Forhandlinger: Videnskabs-Selskabet i Christiana (1864), 35
  68. P. Waage, "Experiments for Determining the Affinity Law",Forhandlinger i Videnskabs-Selskabet i Christiania, (1864) 92.
  69. C.M. Guldberg, "Concerning the Laws of Chemical Affinity", C. M. Forhandlinger i Videnskabs-Selskabet i Christiania (1864) 111
  70. Templat:Cite web
  71. Templat:Cite web
  72. Templat:Cite web
  73. Templat:Cite web
  74. Templat:Cite web
  75. Templat:Cite web
  76. Templat:Cite web
  77. Templat:Cite web
  78. Templat:Cite web
  79. Templat:Cite web
  80. Templat:Cite web
  81. Templat:Cite web
  82. Templat:Cite web
  83. Templat:Cite web
  84. Templat:Cite web
  85. 85,0 85,1 Templat:Cite web
  86. Templat:Cite web
  87. Templat:Cite web
  88. Templat:Cite web
  89. Templat:Cite web
  90. Templat:Cite web
  91. Templat:Cite web
  92. Templat:Cite web
  93. Templat:Cite web
  94. Templat:Cite web
  95. Templat:Cite web
  96. Templat:Cite web
  97. Templat:Cite web
  98. Templat:Cite web
  99. Templat:Cite web
  100. Templat:Cite web
  101. 101,0 101,1 Templat:Cite web
  102. Templat:Cite web
  103. Templat:Cite web
  104. Templat:Cite web
  105. Templat:Cite web
  106. Templat:Cite web
  107. Templat:Cite web
  108. Templat:Cite journal
  109. Ivor Grattan-Guinness. Companion Encyclopedia of the History and Philosophy of the Mathematical Sciences. Johns Hopkins University Press, 2003, p. 1266.; Jagdish Mehra, Helmut Rechenberg. The Historical Development of Quantum Theory. Springer, 2001, p. 540.
  110. 110,0 110,1 110,2 Templat:Cite web
  111. Templat:Cite web
  112. Templat:Cite web
  113. Templat:Cite web
  114. Templat:Cite journal
  115. Templat:Cite web
  116. Templat:Cite web
  117. Templat:Cite web
  118. Templat:Cite web
  119. Templat:Cite web
  120. 120,0 120,1 Templat:Cite web
  121. Templat:Cite web
  122. Templat:Cite web
  123. Templat:Cite web
  124. 124,0 124,1 Templat:Cite journal note: authorization required for web access.
  125. Templat:Cite web
  126. Templat:Cite journal
  127. Templat:Cite web
  128. Templat:Cite web
  129. G. A. Olah, S. J. Kuhn, W. S. Tolgyesi, E. B. Baker, J. Am. Chem. Soc. 1962, 84, 2733
  130. G. A. Olah, lieu. Chim. (Bucharest), 1962, 7, 1139 (Nenitzescu issue)
  131. G. A. Olah, W. S. Tolgyesi, S. J. Kuhn, M. E. Moffatt, I. J. Bastien, E. B. Baker, J. Am. Chem. Soc. 1963, 85, 1328.
  132. Templat:Cite web
  133. H. Nozaki, S. Moriuti, H. Takaya, R. Noyori, Tetrahedron Lett. 1966, 5239;
  134. H. Nozaki, H. Takaya, S. Moriuti, R. Noyori, Tetrahedron 1968, 24, 3655.
  135. W. J. Hehre, W. A. Lathan, R. Ditchfield, M. D. Newton, and J. A. Pople, Gaussian 70 (Quantum Chemistry Program Exchange, Program No. 237, 1970).
  136. Catalyse de transformation des oléfines par les complexes du tungstène. II. Télomérisation des oléfines cycliques en présence d'oléfines acycliques Die Makromolekulare Chemie Volume 141, Issue 1, Date: 9 February 1971, Pages: 161–176 Par Jean-Louis Hérisson, Yves Chauvin Templat:DOI
  137. Katsuki, T.; Sharpless, K. B. J. Am. Chem. Soc. 1980, 102, 5974. (Templat:DOI)
  138. Hill, J. G.; Sharpless, K. B.; Exon, C. M.; Regenye, R. Org. Syn., Coll. Vol. 7, p.461 (1990); Vol. 63, p.66 (1985). (Article Templat:Webarchive)
  139. Jacobsen, E. N.; Marko, I.; Mungall, W. S.; Schroeder, G.; Sharpless, K. B. J. Am. Chem. Soc. 1988, 110, 1968. (Templat:DOI)
  140. Kolb, H. C.; Van Nieuwenhze, M. S.; Sharpless, K. B. Chem. Rev. 1994, 94, 2483–2547. (Review) (Templat:DOI)
  141. Gonzalez, J.; Aurigemma, C.; Truesdale, L. Org. Syn., Coll. Vol. 10, p.603 (2004); Vol. 79, p.93 (2002). (Article Templat:Webarchive)
  142. Sharpless, K. B.; Patrick, D. W.; Truesdale, L. K.; Biller, S. A. J. Am. Chem. Soc. 1975, 97, 2305. (Templat:DOI)
  143. Herranz, E.; Biller, S. A.; Sharpless, K. B. J. Am. Chem. Soc. 1978, 100, 3596–3598. (Templat:DOI)
  144. Herranz, E.; Sharpless, K. B. Org. Syn., Coll. Vol. 7, p.375 (1990); Vol. 61, p.85 (1983). (Article Templat:Webarchive)
  145. Templat:Cite web
  146. Templat:Cite web
  147. First total synthesis of taxol 1. Functionalization of the B ring Robert A. Holton, Carmen Somoza, Hyeong Baik Kim, Feng Liang, Ronald J. Biediger, P. Douglas Boatman, Mitsuru Shindo, Chase C. Smith, Soekchan Kim, et al.; J. Am. Chem. Soc.; 1994; 116(4); 1597–1598. DOI Abstract Templat:Webarchive
  148. First total synthesis of taxol. 2. Completion of the C and D rings Robert A. Holton, Hyeong Baik Kim, Carmen Somoza, Feng Liang, Ronald J. Biediger, P. Douglas Boatman, Mitsuru Shindo, Chase C. Smith, Soekchan Kim, and et al. J. Am. Chem. Soc.; 1994; 116(4) pp 1599–1600 DOI Abstract Templat:Webarchive
  149. A synthesis of taxusin Robert A. Holton, R. R. Juo, Hyeong B. Kim, Andrew D. Williams, Shinya Harusawa, Richard E. Lowenthal, Sadamu Yogai J. Am. Chem. Soc.; 1988; 110(19); 6558–6560. Abstract Templat:Webarchive
  150. Templat:Cite web