Potensial reduksi

Dari testwiki
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Potensial reduksi (dikenal pula sebagai potensial redoks, potensial oksidasi/reduksi, ORP, pe, ε, atau Eh) adalah ukuran kecenderungan suatu spesi kimia untuk memperoleh elektron dan karenanya dapat tereduksi.[1] Potensial reduksi diukur dalam satuan volt (V), atau milivolt (mV). Setiap spesi memiliki potensial reduksi intrinsiknya masing-masing; semakin positif potensial reduksinya, semakin besar afinitas spesi terhadap elektron dan kecenderungannya untuk tereduksi.

Potensial reduksi merupakan pengukuran umum bagi kualitas air.[2]

Potensial reduksi standar

Templat:Lihat pula Potensial reduksi standar (E0) diukur dalam kondisi standar: 25 °C, 1 aktivitas untuk setiap ion yang berperan dalam reaksi, tekanan parsial 1 bar unutk setiap gas gas yang terlibat dalam reaksi, dan logam dalam keadaan murninya.[3] Potensial reduksi standar didefinisikan relatif terhadap elektrode referensi elektrode hidrogen standar (SHE), yang telah disepakati memiliki potensial 0.00 V.[4] Namun, karena potensial ini dapat pula dirujuk sebagai "potensial redoks", istilah "potensial reduksi" dan "potensial oksidasi" lebih disarankan oleh IUPAC. Kedua potensial ini secara eksplisit dibedakan melalui simbol E0r dan E0o.[5]

Berikut ini merupakan daftar potensial redoks.[6]

Daftar potensial redoks

Reaksi setengah-sel

Reaktivitas relatif pada setengah-sel yang berbeda dapat saling dibandingkan untuk memprediksi arah aliran elektron. Reaksi setengah-sel dengan E0 yang tinggi menunjukkan bahwa besar kecenderungan untuk terjadinya reduksi, sementara apabila bernilai rendah maka ada kecenderungan untuk terjadinya oksidasi.[7]

Semua sistem atau lingkungan yang menerima elektron dari elektrode hidrogen normal merupakan setengah-sel yang didefinisikan memiliki potensial redoks positif; semua sistem yang mendonorkan elektron kepada elektrode hidrogen didefinisikan memiliki potensial redoks negatif. Eh diukur dalam satuan milivolt (mV). Reaksi setengah-sel dengan Eh positif menunjukkan suatu lingkungan yang menyukai reaksi oksidasi seperti oksigen bebas. Nilai Eh yang rendah menunjukkan bahwa lingkungan tersebut menyukai reaksi reduksi yang kuat, seperti logam bebas.[8]

Elektrolisis NaCl dalam air.

Terkadang ketika elektrolisis dilakukan dalam suatu larutan berair, air, dan bukan zat terlarut, teroksidasi atau tereduksi. Sebagai contoh, jika suatu larutan NaCl berair dielektrolisis, air mungkin dapat tereduksi di katode untuk menghasilkan H2(g) dan ion OH, dan bukan Na+ yang tereduksi menjadi Na(s), seperti yang terjadi apabila tidak ada air. Potensial reduksi dalam setiap spesi mampu menentukan spesi manakah yang akan teroksidasi atau tereduksi.

Potensial reduksi absolut dapat ditentukan apabila potensial sebenarnya antara elektrode dan elektrolit untuk reaksi tersebut diperoleh. Polarisasi permukaan mengganggu pengukuran ini, namun berbagai sumber memperkirakan potensial bagi elektrode hidrogen standar adalah 4.4 V hingga 4.6 V (elektrolit bersifat positif.)

Persamaan setengah-sel dapat digabungkan apabila salah satu dibalik ke bentuk oksidasinya agar saling menghilangkan elektron untuk memperoleh persamaan tanpa elektron di dalamnya.

Persamaan Nernst

Templat:Utama Eh dan pH suatu larutan saling terkait satu sama lain. Untuk persamaan reaksi setengah-selnya, biasanya ditulis sebagai reduksi (elektron di sisi kiri):

aA+bB+n[e]+h[HA+]=cC+dD

potensial standar setengah-reaksinya E0 dinyatakan dengan:[9]

E0(volt)=ΔGnF

dalam persamaan di atas, ΔG menyatakan perubahan energi bebas Gibbs standar, Templat:Mvar adalah jumlah elektron yang terlibat, dan Templat:Mvar adalah konstanta Faraday. Persamaan Nernst menghubungkan pH dan Eh melalui persamaan:

Eh=E0+0.05916nlog({A}a{B}b{C}c{D}d)0.05916hnpH

yang dalam persamaan di atas, kurung kurawal menandakan aktivitas dan eksponennya ditunjukkan di sebelahnya. Persamaan ini merupakan persamaan garis lurus bagi Eh sebagai fungsi pH dengan kemiringan 0.05916h/n volt (pH tidak memilik satuan.) Persamaan ini memprediksikan rendahnya Eh pada nilai pH yang tinggi. Hal ini diamati pada reduksi O2 menjadi OH serta reduksi H+ menjadi H2. Jika H+ berada pada sisi berlawanan dari persamaan tersebut, kemiringan garis akan terbalik (Eh tinggi pada pH tinggi). Sebagai contoh adalah pembentukan mineral magnetit (Fe3O4) dari HFeOTemplat:Su:[10]

3 Templat:Chem + H+ = Fe3O4 + 2 H2O + 2 e

yang dalam persamaan di atas, Templat:Math. Perlu dicatat bahwa kemiringan garis ini adalah −1/2 dikali −0.05916 nilai di atas, karena Templat:Math.

Penggunaan

Pengukuran kualitas air

Potensial reduksi-oksidasi dapat digunakan untuk memantau sistem pengairan dengan mengukur potensial disinfeksi, memperlihatkan aktivitas disinfektan dan bukan dosis yang diterapkan.[2] Sebagai contoh, E. coli, Salmonella, Listeria dan patogen lainnya memiliki waktu bertahan di bawah 30 detik ketika potensial redoksnya berada di atas 665 mV, dibandingkan dengan >300 detik ketika potensialnya di bawah 485 mV.[2]

Sebuah studi dilakukan untuk membandingkan pembacaan klorinasi tradisional bagian per juta (ppm) dan potensial redoks di Hennepin County, Minnesota. Hasil penelitian ini berpendapat untuk dimasukkannya potensial redoks di atas 650mV dalam kode kesehatan lokal.[11]

Geologi

Templat:Lihat pula

Diagram Pourbaix pada aluminium.

Diagram Eh-pH (Pourbaix) umum digunakan dalam pertambangan dan geologi untuk menilai stabilitas mineral dan spesi terlarut.[12][13] Dalam kondisi di mana fase mineral (padatan) adalah berada dalam bentuk yang paling stabil, diagram ini menunjukkan mineral tersebut. Seperti hasil dari semua evaluasi termodinamika (kesetimbangan), diagram ini harus digunakan dengan cermat. Meskipun pembentukan suatu mineral atau pelarutannya dapat diperkirakan terjadi pada kondisi tertentu, prosesnya dapat diabaikan karena kecepatannya sangat lambat. Dalam keadaan tersebut diperlukan evaluasi kinetika. Namun, kondisi keseimbangan dapat digunakan untuk mengevaluasi arah perubahan spontan dan besarnya kekuatan pendorong di belakangnya.

Biokimia

Banyak reaksi enzimatik yang merupakan reaksi oksidasi-reduksi dengan satu senyawa teroksidasi dan senyawa lainnya tereduksi. Kemampuan suatu organisme untuk melakukan reaksi redoks ini bergantung pada keadaan reduksi-oksidasi dari lingkungannya, atau potensial reduksinya (Eh).

Mikroorganisme aerobik secara ketat aktif pada lingkungan dengan nilai Eh positif, sementara anaerob secara umum aktif pada lingkungan dengan nilai Eh negatif. Redoks mempengaruhi kelarutan nutrien, khususnya ion logam.[14]

Lihat pula

Referensi

Templat:Reflist

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar