Barisan dan deret aritmetika

Dari testwiki
Revisi sejak 29 April 2024 08.11 oleh 114.10.134.189 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Dalam matematika, barisan dan deret aritmetika atau dikenal sebagai barisan dan deret hitung adalah barisan yang mempunyai pola tertentu, yakni selisih dua suku berturutan sama dan tetap. Dengan kata lain, setiap suku (kecuali suku pertama) pada barisan aritmetika diperoleh dari suku usebelumnya dengan menambah bilangan tetap.[1] Misalnya,

3, 5, 7, 9, 11, 13, .

Barisan aritmetika ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

a, a+b, a+2b, a+3b, .[2]

Suku barisan aritmetika

Misal an adalah suku barisan ke-n, maka

 an=a+(n1)b.

Templat:Collapse top Kita mulai mengurutkannya dari suku a1=a. Kita teruskan untuk suku ke-2, 3, hingga n.

a2=a+ba3=a+2b

Dengan memperhatikan pola, kita memperoleh an=a+(n1)b.[2] Templat:Collapse bottom

Lebih umumnya, suku barisan ke-n dapat ditulis

an=am+(nm)b

di mana m<n.

Beda

Beda, dalam suku barisan aritmetika, merupakan selisih dua suku. Misal b adalah beda antar suku, maka secara matematis dapat ditulis

b=anan1.[3]

Suku tengah

Suku tengah ialah suku yang berada di tengah-tengah barisan aritmetika jika banyaknya barisan suku berupa ganjil.[2] Misal am dan an dengan m<n mengapit sebanyak ganjil suku-suku lain pada suatu barisan aritmetika. Karena itu, nm maupun n+m adalah bilangan genap. Suku yang terletak antara am dan an adalah

am+n2=am+(m+n2m)b

dengan

b=anamnm.

Kita dapat jabarkan lagi sehingga didapati

am+n2=am+(nm2)(anamnm)=am+an2.[4]

Deret aritmetika

Deret aritmetika ialah jumlah suku barisan aritmetika, dan dapat kita rumuskan sebagai

Sn=n2(a+an)=n2[2a+(n1)b].[2]

Templat:Collapse top

Ilustrasi dengan gambar bagaimana rumus deret aritmetika dapat dibuktikan.

Misal an adalah barisan suku aritmetika ke-n. Templat:NumBlk

Dengan menggunakan sifat komutatif, akan memperolehTemplat:NumBlk

Persamaan (1) ditambah (2) menjadi:

2Sn=2a+(n1)b+2a+(n1)b++2a+(n1)b

Karena 2a+(n1)b sama banyaknya menjadi jumlah n, maka

2Sn=n[2a+(n1)b]Sn=n2[2a+(n1)b]

Demikian, kita membuktikannya.[3] Templat:Collapse bottom

Mirip dengan beda suku aritmetika, selisih antara deret suku memberikan suku ke-n.

an=SnSn1.[5]

Templat:Collapse top Kita cukup menjabarkan Sn dan Sn1,

Sn=a1+a2++an1+anSn1=a1+a2++an1

lalu kurangi persamaan sehingga di dapati persamaan di atas.

SnSn1=an. [6]

Templat:Collapse bottom

Barisan aritmetika bertingkat

Pada kasus ini, barisan aritmetika bertingkat ini merupakan barisan aritmetika tingkat yang menghasilkan barisan aritmetika tingkat sebelumnya. Sebagai contohnya, barisan aritmetika tingkat dua dapat didefinisikan barisan aritmetika tingkat kedua yang menghasilkan barisan aritmetika tingkat pertama.[7] Untuk tingkatan n, diperoleh

un=an+an1(n1)1!+an2(n1)(n2)2!+an3(n1)(n2)(n3)3!++a1(n1)(n2)(n3)(2)(1)(n1)!,[8]

di mana un adalah tingkat ke-n pada barisan aritmetika, an,an1,,a1 adalah suku pertama dari masing-masing barisan pertama, kedua, dan seterusnya. Hasil rumus di atas dapat kita pakai untuk rumusan barisan aritmetika bertingkat dengan uraian berikut.

  • Jika berupa barisan linear (yakni ketika n=2), maka u2=a2+a1(n1);
  • Jika berupa barisan berpangkat dua (yakni ketika n=3), maka u3=a3+a2(n1)+a1(n1)(n2)2;

Hal tersebut berlanjut hingga seterusnya sehingga mendapat rumus umum di atas.[8]

Bentuk rekursif

Pada barisan aritmetika tingkat kedua, kita misalkan bi, ai adalah masing-masing suku pada barisan tingkat pertama dan kedua, dengan i=1,,n. Misalkan juga c adalah bilangan tetap dari barisan tingkat kedua. Secara rekursif, suku an dapat dirumuskan sebagai

an=3an13an2+an3.

Templat:Collapse top Karena b1,,bn adalah barisan tingkat kedua, maka bn=an+1an. Oleh karena itu, kita memperoleha2a1=b1(1.1)b2b1=k(2.1)a3a2=b2(1.2)b3b2=k(2.2)a4a3=b3(1.3)b4b3=k(2.3)a5a4=b4(1.4)b5b4=k(2.4)a6a5=b5(1.5)b6b5=k(2.5)a7a6=b6(1.6)b7b6=k(2.6)anan1=bn(1.n)bnbn+1=k(2.n)Kita akan mengurangi masing-masing persamaan di atas, dimulai dari (1.1) dengan (1.2), (1.2) dengan (1.3), dan seterusnya. Dari kumpulan persamaan-persamaan di atas dapat diperoleh a32a2+a1=b2b1=k(3.1)a42a3+a2=b3b2=k(3.2)a52a4+a3=b4b3=k(3.3)a62a5+a4=b5b4=k(3.4)Pada persamaan (3.1) dengan (3.2), kita memperoleh

a32a2+a1=a42a3+a2a4=3a33a2+a1

Hal yang serupa pada (3.2) dengan (3.3), (3.4) dengan (3.5), dst. Dengan mengikuti cara di atas, kita memperoleh

a42a3+a2=a52a4+a3a5=3a43a3+a2a52a4+a3=a62a5+a4a6=3a53a4+a3a62a5+a4=a72a6+a5a7=3a63a5+a4

Persamaan yang sudah ditulis membentuk pola bahwa

an=3an13an2+an3. [9]

Templat:Collapse bottom

Kita lakukan lagi pada barisan tingkat tiga. Misalkan ci, bi, ai adalah masing-masing suku pada barisan tingkat pertama, kedua, dan ketiga, dengan i=1,,n. Misalkan k adalah bilangan tetap dari barisan tingkat ketiga. Suku an dapat dirumuskan secara rekursif, yakni

an=4an16an2+4an3an4.

Templat:Collapse top a2a1=b1(1.1)b2b1=c1(2.1)c2c1=k(3.1)a3a2=b2(1.2)b3b2=c2(2.2)c3c2=k(3.2)a4a3=b3(1.3)b4b3=c3(2.3)c3c2=k(3.2)a5a4=b4(1.4)b5b4=c4(2.4)c3c2=k(3.2)a6a5=b5(1.5)b6b5=c5(2.5)c3c2=k(3.2)a7a6=b6(1.6)b7b6=c6(2.6)c3c2=k(3.2)anan1=bn(1.n)bnbn+1=cn(2.n)cn+1cn=k(3.n)Dengan cara yang serupa (pada barisan tingkat dua), kita memperoleh

b32b2+b1=c2c1=k(4.1)b42b3+b2=c3c2=k(4.2)b52b3+b3=c3c2=k(4.3)b62b5+b4=c4c3=k(4.4)sehingga

b4=3b33b2+b1b5=3b43b3+b2b6=3b53b4+b3dan didapati bn=3bn13bn2+bn3. Karena anan1=bn1, maka didapati

anan1=3(an1an2)3(an2an3)+(an3an4)an=4an16an2+4an3an4

Demikian, kita telah membuktikannya.[10] Templat:Collapse bottom

Ini akan terus berlanjut untuk barisan tingkat keempat, kelima, dst.

Lihat pula

Referensi

  1. Sahid, MSc, Kalkulus Lanjutan, hlm. 4.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 Templat:Cite book
  3. 3,0 3,1 Sahid, MSc, Kalkulus Lanjutan, hlm. 7.
  4. Sahid, MSc, Kalkulus Lanjutan, hlm. 6.
  5. Atmini Dhoruri, MS, Barisan dan Deret Bilangan, hlm. 6.
  6. Templat:Cite book
  7. Drs. Sumarno Imail, M.Pd, Suku Ke-n Barisan Aritmetika Tingkat Dua, Tiga dan Empat dengan Pendekatan Akar Karakteristik, hlm. 3.
  8. 8,0 8,1 Yeni Azrida, Mashadi, Sri Gemawati, Barisan Bertingkat, ISBN 978-979-792-552-9, hlm. 18.
  9. Drs. Sumarno Imail, M.Pd, Suku Ke-n Barisan Aritmetika Tingkat Dua, Tiga dan Empat dengan Pendekatan Akar Karakteristik, hlm. 4-5.
  10. Drs. Sumarno Imail, M.Pd, Suku Ke-n Barisan Aritmetika Tingkat Dua, Tiga dan Empat dengan Pendekatan Akar Karakteristik, hlm. 9–11.

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar

Templat:Deret (matematika)

Templat:Authority control