Termodinamika kuantum

Dari testwiki
Revisi sejak 1 Desember 2024 04.23 oleh imported>NikolasKHF
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Templat:Short description {{#invoke:Sidebar |collapsible | bodyclass = plainlist | expanded = | name = Termodinamika | titlestyle = padding-bottom:0.3em;border-bottom:1px solid #aaa; | title = Termodinamika | imagestyle = display:block;margin:0.3em 0 0.4em; | image = | caption = Mesin panas klasik Carnot | listtitlestyle = background:#ddf;text-align:center;

| list1name = cabang | list1title = Cabang | list1 = Templat:Startflatlist

Templat:Endflatlist

| list2name = hukum | list2title = Hukum | list2 = Templat:Startflatlist

Templat:Endflatlist

| list3name = sistem | list3title = Sistem | list3 = Templat:Sidebar

| list4name = properti sistem | list4title = Properti sistem

| list4 =

Catatan: Variabel konjugat dengan huruf miring
Templat:Sidebar

| list6name = persamaan | list6title = Persamaan | list6 = Templat:Startflatlist

Templat:Endflatlist


| list7name = potensial | list7title = Potensial | list7 = Templat:Startflatlist

Templat:Endflatlist Templat:Unbulleted list

| list10name = ilmuwan | list10title = Ilmuwan | list10 = Templat:Startflatlist

Templat:Endflatlist

| below =

}}Templat:Sidebar with collapsible lists Termodinamika kuantum[1][2] adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara dua teori fisika, yaitu termodinamika dan mekanika kuantum. Dua teori tersebut mempelajari tentang fenomena cahaya dan materi. Pada tahun 1905, Albert Einstein berargumen bahwa diperlukan adanya konsistensi antara termodinamika dan elektromagnetisme[3] yang akhirnya menyimpulkan bahwa cahaya dapat diukur, yang melahirkan persamaan E=hν. Artikel ilmiah tersebut merupakan awal dari teori kuantum. Pada beberapa dekade selanjutnya, teori kuantum menjadi ditetapkan menjadi seperangkat hukum independen.[4] Saat ini, termodinamika kuantum menyampaikan kemunculan hukum termodinamika dari mekanika kuantum. Ilmu ini berbeda dengan mekanika statistika kuantum dengan penekanan pada proses dinamika dari seteimbangan. Sebagai tambahan, terdapat misi pencarian teori yang relevan sebagai sebuah sistem kuantum individual.

Pandangan dinamis

Terdapat koneksi antara termodinamika kuantum dan teori sistem kuantum terbuka.[5] Mekanika kuantum memasukkan dinamika ke termodinamika, memberinya pondasi yang kuat ke termodinamika waktu hingga. Asumsi utamanya adalah seluruh dunia adalah sistem tertutup yang besar. Maka, evolusi waktu diatur oleh transformasi kesatuan yang diciptakan oleh Hamiltonian. Untuk skenario sistem bak gabungan, Hamiltonian global dapat diuraikan menjadi:

H=HS+HB+HSB

dengan HS adalah sistem Hamiltonian, HB adalah bak atau lingkungan Hamiltonian, dan HSB adalah interaksi sistem-bak. Keadaan dari sistem yang diperoleh dari pelacakan parsial terhadap sistem dan bak gabungan: ρS(t)=TrB(ρSB(t)).

Dinamika yang telah disederhanakan setara dengan deskripsi dari dinamika sistem yang hanya memanfaatkan operator sistem. Asumsi properti Markov untuk dinamika dari persamaan gerak dasar untuk sistem kuantum terbuka adalah persamaan Lindblad (GKLS):[6][7]

ρ˙S=i[HS,ρS]+LD(ρS)

HS adalah bagian Hamiltonian dan LD:

LD(ρS)=n(VnρSVn12(ρSVnVn+VnVnρS))

adalah bagian disipatif yang mendeskripsikan pengaruh dari bak pada sistem secara implisit melalui operator sistem Vn. Properti Markov memaksakan bahwa sistem dan bak tidak selalu berkolerasi setiap ρSB=ρsρB. Persamaan L-GKS bersifat satu arah dan mengantarkan keadaan awal ρS apa pun ke solusi keadaan stabil yang merupakan sebuah invarian dari persamaan gerak ρ˙S(t)=0.[5]

Gambaran Heisenberg menyediakan koneksi langsung ke termodinamika kuantum teramati. Dinamika dari sistem teramati direpresentasikan oleh operator O, yang memiliki bentuk:

dOdt=i[HS,O]+LD*(O)+Ot

dengan kemungkinan bahwa operator tersebut, O bergantung pada waktu, sudah disertakan.

Kemunculan turunan waktu di hukum pertama termodinamika

Ketika O=HS, hukum pertama termodinamika menjadi:

dEdt=HSt+LD*(HS)

dengan daya diinterpretasikan menjadi P=HSt dan arus panas menjadi J=LD*(HS).[8][9][10]

Kondisi tambahan perlu diberlakukan pada disipator LD agar konsisten dengan termodinamika. Invarian pertama ρS() harus menjadi keadaan Gibbs seimbang. Hal ini menyiratkan bahwa disipator LD harus bersama dengan bagian unit yang diciptakan oleh HS.[5] Sebagai tambahan, keadaan seimbang berarti keadaan tersebut tidak bergerak dan stabil. Asumsi ini digunakan untuk menurunkan kriteria stabilitas Kubo-Martin-Schwinger untuk keseimbangan suhu.

Cara unik dan konsisten untuk mendapatkan keadaan tersebut adalah dengan menurunkan generator LD pada batas penggandengan sistem bak lemah.[11]

Pada batas ini, interaksi energi dapat diabaikan. Cara ini mempresentasikan idealisme termodinamika, yaitu memperbolehkan transfer energi dengan mempertahankan pemisahan produk tensor antara sistem dan bak, yaitu versi kuantum dari partisi proses isotermal.

Perilaku Markovian melibatkan penggabungan yang rumit antara dinamika sistem dan bak. Ini berarti bahwa dalam perlakuan penomenologika, tidak dapat dilakukan penggabungan sistem Hamiltonians sembarang, HS, dengan generator L-GKS. Pengamatan ini penting dalam konteks termodinamika kuantum, di mana menarik untuk mempelajari dinamika Markovian dengan kontrol Hamiltonian sembarang. Penurunan persamaan utama kuantum dengan banyak kesalahan dapat melanggar hukum termodinamika.

Sebuah pertubasi eksternal yang memodifikasi Hamiltonian dari sistem juga akan memodifikasi arus panas. Sebagai hasilnya, generator L-GKS harus dinormalisasikan kembali. Untuk perubahan yang lambat, dapat menggunakan cara adiabatik dan menggunakan Hamiltonian instan dari sistem untuk menurunkan LD. Kelas masalah penting dalam termodinamika kuantum adalah sistem yang digerakkan secara periodik. Mesin kalor dan kulkas kuantum periodik dan kulkas yang dijalankan oleh daya termasuk dalam kelas ini.

Pengecekkan ulang untuk ekspresi arus kalor yang bergantung pada waktu menggunakan teknik tranportasi kuantum telah diusulkan.[12] Selain itu, penurunan dinamika yang konsisten di luar batas penggandengan lemah juga telah diusulkan.[13] Formulasi fenomenologikal dari dinamika kuantum searah yang konsisten dengan hukum kedua dan mengimplementasikannya dengan ide geometri dari "kenaikan entropi tercuram" atau "graden arus" telah diusulkan untuk memodelkan relaksasi dan penggandengan kuat.[14][15]

Kemunculan hukum kedua termodinamika

Hukum kedua termodinamika menyatakan ketakterbalikan dinamika atau perpecahan dari simetri waktu. Hal ini konsisten dengan definisi empiris, yaitu panas akan mengalir secara spontan dari sumber bersuhu tinggi ke tempat bersuhu lebih rendah.

Dari sudut pandang statis, untuk sistem kuantum tertutup, hukum kedua termodinamika adalah konsekuensi dari evolusi uniter.[16] Dengan pendekatan ini, dapat dihitung perubahan entropi sebelum dan setelah perubahan dalam keseluruhan sistem. Sudut pandang dinamis didasarkan pada perhitungan lokal dari perubahan entropi dalam suatu subsistem dan entropi yang diciptakan dari bak.

Entropi

Dalam termodinamika, entropi berhubungan dengan jumlah energi pada suatu sistem yang dapat diubah menjadi usaha mekanis dalam proses konkret.[17] Di mekanika kuantum, hal ini diartikan sebagai kemampuan untuk mengukur dan memanipulasi sistem berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari pengukuran. Contohnya adalah kasus setan Maxwell yang telah dipecahkan oleh Leó Szilárd.[18][19][20]

Entropi dari benda yang dapat diamati diasosiasikan sebagai pengukuran proyeksi dari benda yang dapat diamati tersebut, A, dengan operator A memiliki dekomposisi spektrum sebagai berikut:

A=jαjPj

dengan Pj adalah operator proyeksi dari nilai eigen αj.

Kemungkinan hasil j adalah pj=Tr(ρPj). Entropi yang diasosiasikan dengan benda A yang dapat diamati adalah entropi Shannon dengan kemungkinan hasil:

SA=jpjlnpj

Benda yang dapat diamati yang paling signifikan di termodinamika adalah energi yang direpresentasikan oleh operator Hamiltonian H dan asosiasi entropi energinya, SE.[21]

John von Neumann mengusulkan salah satu benda teramati yang paling informatif untuk mengkarakterisasi entropi dari sistem. Invarian ini didapatkan dari mengurangi entropi terhadap seluruh kemungkinan benda teramati. Operator teramati paling informatif mengikuti keadaan sistem. Entropi dari benda yang teramati ini disebut sebagai entropi Von Neumann dan bernilai:

Svn=TR(ρlnρ)

Sebagai konsekuensi, SASvn untuk seluruh benda teramati. Pada kesetimbangan termal, entropi energi bernilai sama dengan entropi Von Neumann: SE=Svn.

Svn adalah invarian dari transformasi uniter dari perubahan keadaan. Entropi Von Neumann Svn bersifat aditif untuk keadaan sistem yang terdiri dari perkalian tensor dari subsistemnya:

ρ=Πjρj

Versi Clausius dari hukum kedua termodinamika

Tidak ada proses yang hasilnya hanya berupa transfer panas dari sistem yang dengan suhu rendah ke sistem dengan suhu tinggi.

Pernyataan ini untuk bak kalor berpasangan-N dengan keadaan stabil menjadi:

nJnTn0

Versi dinamis dari hukum kedua termodinamika dapat dibuktikan, berdasarkan pertidaksamaan Spohn:[22]

Tr(LDρ[lnρ()lnρ])0,

yang valid untuk setiap generator L-GKS, dengan keadaan diam, ρ().[5]

Konsistensi dengan termodinamika dapat digunakan untuk memverifikasi model transportasi dinamis. Misalnya, model lokal untuk jaringan dengan persamaan L-GKS lokal terhubung melalui tautan lemah yang dikira telah melanggar hukum kedua termodinamika.[23] Pada tahun 2018, telah ditunjukkan bahwa dengan memperhitungkan dengan benar seluruh usaha dan energi yang berkontribusi pada keseluruhan sistem, persamaan utama lokal koheren penuh dengan hukum kedua termodinamika.[24]

Kondisi adiabatik dan gesekan kuantum

Proses adiabatik termodinamika tidak memiliki perubahan entropi. Biasanya, kontrol eksternal memodifikasi keadaannya. Dalam versi kuantum, suatu proses adiabatik dana dimodelkan oleh Hamiltonian H(t) yang bergantung waktu yang dikontrol secara eksternal. Jika sistem ini terisolasi, dinamikanya menjadi uniter. Oleh karena itu, Svn konstan. Proses adiabatik kuantum didefinisikan sebagai energi entropi SE yang bernilai konstan. Kondisi adiabatik kuantum setara dengan tidak adanya perubahan populasi dari level energi instan. Ini menyiratkan bahwa Hamiltoniannya harus dihitung terhadap dirinya sendiri pada waktu yang berbeda: [H(t),H(t)]=0.

Ketika kondisi adiabatik tersebut tidak terpenuhi, tambahan usaha diperlukan untuk mencapai nilai kontrol final. Untuk sistem yang terisolasi, usaha ini dapat dipulihkan, karena dinamikanya uniter dan dapat dikembalikan. Dalam kasus ini, gesekan kuantum dapat ditekan dengan jalan pintas untuk adiabatisitas yang didemonstrasikan di laboratorium dengan menggunakan gas Fermi uniter dalam jebakan bergantung waktu.[25] Koherensi disimpan pada elemen bukan diagonal di operator massa jenis yang membutuhkan informasi untuk mengembalikan biaya energi tambahan dan mengembalikan dinamikanya. Biasanya, energi ini tidak dapat dipulihkan karena interaksi dengan bak yang menyebabkan defase energi. Bak ini, dalam kasus ini, bertindak sebagai aparatus pengukur energi. Energi yang hilang adalah versi kuantum dari gesekan.[26][27]

Kemunculan versi dinamis dari hukum ketiga termodinamika

Terdapat dua formulasi berbeda dari hukum ketiga termodinamika yang disampaikan oleh Walther Nernst. Formulasi pertama disebut sebagai teorema kalor Nernst, sementara formulasi kedua disebut sebagai prinsip ketaktercapaian. Formulasi pertama dapat diparafrase menjadi:

Entropi dari zat murni pada kesetimbangan termodinamika mendekati nol saat suhu mendekati nol.

Pada keadaan stabil, hukum kedua termodinamika menyiratkan bahwa total produksi entropi bernilai positif. Ketika bak dingin mendekati suhu nol mutlak, diperlukan eliminasi terhadap divergens produksi entropi pada bagian dingin ketika Tc0. Maka:

S˙cTcα,α0

Untuk α=0, pemenuhan hukum kedua termodinamika bergantung pada produksi entropi pada bak yang lain, yang mengharuskan kompensasi terhadap produksi entropi negatif pada bak dingin. Formulasi pertama dari hukum ketiga termodinamika memodifikasi pembatasan ini. Alih-alih α0, hukum ketiga memberlakukan α>0. Hal ini menjamin bahwa pada suhu nol mutlak, produksi entropi pada bak dingin bernilai nol: S˙c=0. Ketentuan ini menghasilkan kondisi skala pada arus kalor JcTcα+1.

Formulasi kedua adalah formulasi dinamis, yang dikenal sebagai prinsip ketaktercapaian:[28][29]

Tidak ada prosedur atau pendingin apa pun dalam keadaan seideal apa pun yang dapat mendinginkan sistem hingga suhu nol mutlak pada waktu dan operasi terbatas.

Dinamika proses pendinginan diberikan dalam persamaan berikut:

Jc(Tc(t))=cV(Tc(t))dTc(t)dt

dengan cV(Tc) adalah kapasitas kalor dari bak. Dengan mengambil JcTcα+1 dan cVTcη dengan η0, kita dapat mengkuantifikasi formulasi tersebut dengan mengevaluasi pangkat karakteristik ζ dari proses pendinginan:

dTc(t)dtTcζ,Tc0,ζ=αη+1

Persamaan ini memperkenalkan hubungan antara pangkat karakteristitik ζ dan α. Ketika ζ<0, maka bak tersebut didinginkan ke suhu nol pada waktu terbatas, yang menyiratkan pelanggaran terhadap hukum ketiga. Terlihat jelas bahwa pada persamaan ketiga, prinsip ketaktercapaian lebih mengekang dari pada teorema kalor Nernst.

Kekhasan sebagai sumber dari kemunculan fenomena termodinamika

Ide dasar dari kekhasan kuantum adalah sebagian besar dari keadaaan murni memiliki nilai ekspektasi umum dari benda teramati umum pada suatu waktu akan menyebabkan nilai ekspektasi yang mirip dengan benda teramati pada waktu selanjutnya. Ini dimaksudkan untuk menerapkan tipe dinamis Schrödinger pada ruang dimensi tinggi Hilbert. Sebagai konsekuensi dinamika individu dari nilai ekspektasi maka kekhasan dapat dideskripsikan dengan baik dengan rerata kumpulan.[30]

Teorema ergodik kuantum (TEK) yang dicetuskan oleh John von Neumann adalah hasil kuat yang muncul dari struktur matematika dari mekanika kuantum. TEK adalah formulasi presisi dari sesuatu yang disebut sebagai kekhasan normal, misalnya pernyataan bahwa untuk sistem besar yang khas, setiap fungsi gelombang awal ψ0 dari suatu cangkang energi adalah 'normal'. Fungsi gelombang ini ber-evolusi sedemikian rupa hingga ψt untuk sebagian besar t bernilai setara secara makroskopis dengan matriks kepadatan kanonis mikro.[31]

Teori sumber daya

Hukum kedua termodinamika dapat diinterpretasikan sebagai transformasi keadaan pengukur yang secara statistika sangat tidak mungkin hingga mereka menjadi terlarang. Kekhasan hukum kedua diaplikasikan ke sistem yang terdiri dari banyak partikel yang berinteraksi. Teori sumber daya termodinamika kuantum adalah formulasi termodinamika pada area yang dapat diaplikasikan pada sedikit partikel yang berinteraksi dengan bak kalor. Untuk proses siklus atau sangat dekat menjadi siklus, hukum kedua untuk sistem mikroskopis mengambil bentuk yang sangat berbeda dari skala makroskopis. Bentuk ini memaksakan tidak hanya satu batasan pada apa yang membuat transformasi keadaan dapat terjadi, tapi kepada keseluruhan bentuk batasan. Hukum kedua ini tidak hanya relevan untuk sistem kecil, tapi juga dapat diaplikasikan pada sistem makroskopis individual yang berinteraksi dengan interaksi jarak jauh, yang hanya memenuhi rerata hukum kedua biasa. Hukum-hukum termodinamika membuat suatu bentuk dengan membuat definisi presisi terhadap operasi termal. Hukum pertama mendefinisikan operasi termal, hukum kenol muncul sebagai kondisi unik yang memastikan teori taktrivial, dan hukum lainnya menjadi properti kemonotonan dari energi bebas umum.[32][33]

Wadah terekayasa

Skala nano memungkinkan sistem kuantum dipersiapkan pada keadaan fisik tanpa analog klasik. Di sana, skenario tak setimbang kompleks dapat diproduksi dengan persiapan awal. Persiapan awal ini dapat berupa bahan pekerja atau wadah dari partikel kuantum, dengan partikel kuantum disebut sebagai "wadah terekayasa". Terdapat beberapa bentuk berbeda dari wadah terekayasa. Beberapa dari mereka melibatkan koherensi kuantum secara halus atau efek korelasi,[34][35][36] sementara yang lainnya bergantung hanya kepada fungsi distribusi kemungkinan non-termal klasik.[37][38][39][40] Fenomena menarik dapat muncul dari penggunaan wadah terekayasa, seperti efisiensi yang melebihi batas Otto,[36] pelanggaran terhadap ketidaksamaan Clausius,[41] atau ekstraksi simultan kalor dan usaha dari wadah.[35]

Referensi

Templat:Reflist

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar

Templat:Cabang-fisika

  1. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Deffner2019
  2. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Book Springer
  3. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Einstein1905
  4. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Book Neumann 1995
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama entropy1
  6. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lindblad1976
  7. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gorini1976
  8. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Herbert2007
  9. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Alicki1979
  10. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kosloff1984
  11. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Davies1974
  12. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ludovico2014
  13. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Esposito2015
  14. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Tabakin2017
  15. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Beretta2020
  16. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lieb1999
  17. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama EntropyDefinition
  18. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Szilard1929
  19. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Book Brillouin 1956
  20. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Maruyama2009
  21. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Polkovnikov2011
  22. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Spohn1978
  23. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Levy2014
  24. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DeChiara-Antezza2018
  25. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Deng2018
  26. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kosloff2002
  27. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Plastina2014
  28. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Landsberg1956
  29. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Levy2012
  30. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Bartsch2009
  31. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Goldstein2010
  32. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Brandao2015
  33. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Goold2016
  34. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Scully2003
  35. 35,0 35,1 Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Manzano2016
  36. 36,0 36,1 Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Assis2019
  37. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Pothier1997
  38. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Chen2009
  39. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Altimiras2010
  40. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Bronn2013
  41. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sanchez2019